Minggu, 03 Januari 2010

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 Diperkirakan Maksimal 5 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 Diperkirakan Maksimal 5 Persen


Pertumbuhan ekonomi Indonesia Tahun 2010 mendatang tidak jauh berbeda dengan tahun 2009 lalu. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2009 mencapai 4,5 sampai 5 persen dan tahun 2010 mendatang pertumbuhan ekonomi tidak jauh dari angka tersebut. Hal ini dikarenakan ketersediaan infrastuktur yang dapat mendorong kehadiran investor masih banyak mengalami kendala.

Seperti ketersediaan tenaga listrik, jalan, tempat dan lain sebagainya pemerintah masih belum mampu menyediakan. Selain itu birokrasi yang masih rumit seperti pengurusan izin usaha menambah keengganan para investor menanamkan modal di Indonesia.

Masalah minimnya kelengkapan infrastruktur dan rumitnya birokrasi yang menjadi penyebab para investor datang ke Indonesia, bukan persoalan baru. Persoalan ini sudah cukup lama diperbincangan, hanya saja kemampuan pemerintah dalam mengatasi persalahan ini terbukti sampai sekarang belum dapat direalisasikan. Padahal harus diakui, kehadiran investor memberi pengaruh dalam mendongkrang pertumbuhan perekonomian.

Lihat saja Negara Republik Rakyat China (RRC) yang berhasil menarik banyak investor datang, terbukti mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi yang cukup mengembirakan. Itu semua tidak terlepas dari kesiapan negara tersebut dalam menyediakan kelengkapan infrastruktur yang baik dan ditambah birokrasi yang fleksibel.

Para investor yang ingin berinvestasi ke negara tersebut cukup membawa uang, sementara tempat, jalan, listrik tersedia dengan baik. Negara RRC salah satu negara yang berhasil menarik para investor, begitu juga dengan India.

Menurut Pengamat ekonomi, tidak bergeraknya pertumbuhan ekonomi tahun 2010 mendatang disebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang dari konsumsi domistik dan ekspor, sementara kehadiran investor ke negara ini masing sangat sulit diharapkan. Ini disebabkan ketersediaan infratruktur yang kurang memadai.

Tahun 2010, pemerintah di kabinet jilid dua ini telah memprioritaskan akan melakukan pembenahan infrastuktur. Bahkan faktor-faktor yang selama ini menjadi penghambat keengganan para investor datang akan dihapuskan.

Upaya pemerintah untuk membenahi infrastruktur adalah langkah tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, seberapa cepat pemerintah untuk menyediakan infrastruktur tersebut, tentu saja semua tergantung ketersediaan dana dari pemerintah. Para investor tentu saja tidak mau langsung buru-buru untuk masuk menanamkan modalnya.

Para investor akan melihat apakah infrastruktur yang sediakan cukup mendukung untuk berinvestasi atau tidak. “Saya memperkirakan tahun 2010 ini infrastruktur yang dijanjikan pemerintah untuk dibenahi paling cepat selesai di akhir tahun ini.

Pertumbuhan Ekonomi Global

Tahun 2008 lalu, pertumbuhan ekonomi global mengalami keterpurukkan. Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan mencapai minus 13 persen. Kondisi tersebut berbagai negara, seperti Indonesia dan beberapa negara lain yang banyak mengekspor barang ke dua negara tersebut pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan.

Kini, jelas Polin, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju pertumbuhan ekonomi mulai bergerak naik. Tentu saja peningkatan perekonomian negara maju membawa dampak positif bagi negara Indonesia dan negara lain yang tujuan ekspor ke negara maju.

“Saya melihat pertumbuhan ekonomi global terus menunjukkan perbaikkan dan diharapkan peningkatan ini terus meningkat. Bila pertumbuhan ekonomi global terus meningkat, maka akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara lain, khususnya negara berkembang,” jelasnya.

Namun, ingat Polin, pertumbuhan ekonomi global yang terus membaik tidak akan memberikan pengaruh besar apabila Indonesia tidak mampu meningkatkan produksi barang ekspor. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam bersaing menghasilkan barang ekspor mengingat potensi yang dimiliki cukup besar. Misalnya di bidang pertanian, Indonesia masih memiliki peluang besar untuk menjadi negara penghasil produksi pertanian seperti Jagung, Ubi disamping Indonesia telah memiliki perkebunan seperti Sawit, Karet, Coklat.

“Sejak 15 tahun lalu saya sudah mengatakan, sektor pertanian sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Namun kenyataannya sampai sekarang pemerintah belum mampu mengembangkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian,” ungkapnya.

Potensi sektor pertanian dapat dikembangkan karena didukung ketersediaan lahan yang luas. Namun kenyataannya, ketersediaan lahan yang luas tersebut tidak dapat dimanfaatkan menjadi lahan yang bernilai ekonomi karena disebabkan berbagai kendala misalnya kepemilikan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan hasil laut. Indonesia memiliki laut yang sangat luas, bahkan laut Indonesia lebih luas lebih dari daratan. Namun kenyataannya potensi yang dimiliki laut Indonesia tidak dapat dikembangkan dan mimimkanya fasilitas yang dimiliki, potensi laut yang dimiliki dimanfaatkan negara lain untuk mengambil potensi dari laut Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar